Popular Post

Popular Posts

pelangiasik.com


BANDARQ
Seorang bocah perempuan di Lampung Tengah kembali menjadi korban keganasan predator anak.

SF (13), siswi sebuah SMP di Kecamatan Bandar Mataram, Lampung Tengah diculik dari rumahnya lalu diperkosa di sebuah kebun singkong.

Peristiwa itu dilaporkan oleh korban kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lampung Tengah, Sabtu (14/10/2017).

Ketua LPA Lamteng Eko Yuwono menjelaskan, SF mengalami kejadian itu sekitar sebulan lalu.

Malam itu, kata Eko, pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu belakang.

Pelaku yang mengenakan penutup wajah itu langsung menyelinap ke kamar tidur korban.

Setelah itu, pelaku membekap mulut korban dan membawanya keluar rumah.

"Kejadiannya sekitar jam sembilan malam. Saya nggak bisa apa-apa karena pelaku menyumpal mulut saya dengan kain," kata Eko, menirukan perkataan SF, Minggu (15/10).

Ternyata, lanjut Eko, pelaku membawa korban berjalan kaki sejauh 2 km.

Setiba di kebun singkong, pelaku langsung melampiaskan nafsu bejatnya.

Setelah puas, pelaku meninggalkan korban begitu saja.

Dalam kondisi takut dan bingung, korban berjalan pulang.

Ia tiba di rumah sekitar pukul 23.00 WIB. DOMINO99



”Tapi, dia nggak berani melapor ke keluarganya karena takut dan malu,” tambah Eko.

Saat dikonfirmasi, Tarno, kepala kampung di Kecamatan Bandar Mataram, membenarkan ada warganya yang menjadi korban pemerkosaan.

Bahkan, menurut dia tidak menutup kemungkinan adanya korban lain.

Dari data LPA Lamteng, angka kasus kekerasan seksual terhadap anak semakin mengkhawatirkan.

Dalam satu bulan terakhir saja, terjadi 14 kasus.

Jika ditotal, sepanjang 2017 telah terjadi sedikitnya 72 kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.

Dari 72 kasus itu, 19 korbannya hamil.
Sementara pada tahun 2016, terjadi 89 kasus pencabulan dan pelecehan seksual, dimana korban hamil mencapai 26 orang.

Sementara pada 2015, terjadi 76 kasus dengan korban hamil sebanyak 19 orang.

Menurut Eko, data tersebut sesuai dengan laporan dari korban.

Dia yakin jumlahnya lebih banyak lagi karena tidak semua korban melapor.

"Kebanyakan korban enggan melapor karena takut akan keselamatannya dan malu. Jumlahnya mungkin saja meningkat. Mungkin korban yang tidak melapor lebih banyak dari yang melapor," kata Eko.

ADUQ


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Pelangi99 Indonesia | Partner Sejati Permainan Kartu Anda - Devil Survivor 2 - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -